
ABSTRAK
Kami menyelidiki konsentrasi logam berat (HM) di tanah pertanian—yakni, timbal (Pb), tembaga (Cu), kadmium (Cd), seng (Zn), nikel (Ni), dan kromium (Cr)—dan sayuran (14 varietas berbeda) dari dua distrik (Dimapur dan Wokha) di Nagaland di timur laut India. Tanah tersebut mengandung 0,15–0,19 mg Cd/kg, 49,65–78,8 mg Cr/kg, 8–10 mg Cu/kg, 8,6–14 mg Pb/kg, 22–25 mg Ni/kg, dan 50,6–71 mg Zn/kg. Pada sayuran, Cr, Pb, dan Ni berkisar antara 4,9–15,16 mg/kg, 0,29–2,68 mg/kg, dan 5,78–14,58 mg/kg. Analisis statistik multivariat menunjukkan bahwa sebagian besar logam berat (HM) disumbangkan oleh aktivitas manusia. Evaluasi bahaya kesehatan bagi manusia sesuai model penilaian risiko oleh Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (USEPA) untuk orang dewasa (≥24 tahun) dan anak-anak (≤6 tahun) menunjukkan bahwa konsumsi sayuran menyebabkan risiko non-karsinogenik, yang diperkirakan melalui hazard quotient (HQ) dan hazard index (HI). HI berkisar antara 1,06 hingga 2,18 pada orang dewasa dan 3,3 hingga 6,83 pada anak-anak. Total risiko karsinogenik (TCR) dari semua HM (berkisar: 2,34 × 10 −3 hingga 3,94 × 10 −3 pada orang dewasa dan 1,83 × 10 −3 hingga 3,09 × 10 −3 pada anak-anak) adalah >10 −4 , minimum yang ditetapkan untuk menyebabkan ancaman karsinogenik yang substansial. Secara umum, anak-anak sangat rentan terhadap risiko non-karsinogenik dan orang dewasa lebih rentan terhadap risiko karsinogenik. Tanah dan sayuran dari distrik Wokha menimbulkan bahaya yang lebih besar bagi kesehatan konsumen. Hasil penelitian ini memberikan informasi dasar terkini tentang konsentrasi HM, yang dapat digunakan untuk menetapkan langkah-langkah pengurangan risiko dan pengelolaan prospektif. Dengan demikian, penelitian ini menyarankan bahwa metode pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan yang tepat harus dilakukan untuk menjaga kualitas tanah dan sayuran serta melindungi kesehatan manusia.