
Abstrak
Gangguan stres pascatrauma (PTSD) menimbulkan tantangan kesehatan mental yang signifikan di Azerbaijan pascakonflik. Studi ini mengeksplorasi efektivitas terapi pemrosesan kognitif (CPT) dalam konteks ini, dengan mengatasi kesenjangan kritis dalam intervensi psikoterapi untuk PTSD. Studi ini menggunakan analisis intent-to-treat (ITT) untuk menilai dampak CPT pada PTSD dan gejala depresi, mengevaluasi keberlanjutan selama 3 bulan, dan memeriksa perubahan dalam fungsi dan kesejahteraan psikososial. Proyek penyebaran percontohan berlabel terbuka dan satu lengan dilakukan dari Oktober 2022 hingga April 2023. Peserta ( N = 103) menjalani CPT yang dipimpin oleh dokter lokal yang dilatih oleh para ahli AS. Pengukuran meliputi Daftar Periksa PTSD untuk DSM-5 (PCL-5), Kuesioner Kesehatan Pasien–9 (PHQ-9), Indeks Kesejahteraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO-5), dan Inventaris Singkat Fungsi Psikososial (B-IPF). Pasca-CPT, pengurangan signifikan diamati pada gejala PTSD, Δ M baseline–posttreatment = −35.9, p < .001, d = 3.56, dan gejala depresi, Δ M baseline–posttreatment = −12.9, p < .001, d = 2.91. Perbaikan berkelanjutan pada gejala PTSD dicatat pada penilaian tindak lanjut 3 bulan. Fungsi psikososial membaik secara signifikan pascaperawatan Δ M baseline–posttreatment = −5.6, p < .001, d = 0.75, dan kesejahteraan menunjukkan peningkatan signifikan, Δ M baseline–posttreatment = 7.1, p < .001, d = 1.52. Uji coba perintis ini menyoroti efektivitas CPT dalam meringankan gejala PTSD dan depresi, meningkatkan fungsi psikososial, dan meningkatkan kesejahteraan. Meskipun terdapat keterbatasan, temuan tersebut menunjukkan bahwa CPT merupakan intervensi psikoterapi yang menjanjikan untuk PTSD di Azerbaijan, yang memerlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan periode tindak lanjut yang diperpanjang.