ABSTRAK
Meskipun tim virtual hibrida semakin umum di berbagai organisasi saat ini, terdapat studi terbatas yang berfokus pada konflik dalam tim-tim ini. Selain itu, banyak literatur di bidang ini bergantung pada kerangka kerja deterministik yang mengasumsikan bahwa teknologi secara seragam berbagi pengalaman tim. Penelitian ini menantang asumsi ini dengan menerapkan pendekatan berbasis affordance yang membantu menjelaskan mengapa orang menggunakan teknologi yang sama dengan cara yang berbeda atau menggunakan teknologi lain dengan cara yang sama. Studi ini mengeksplorasi bagaimana individu dalam tim virtual hibrida memandang dan menggunakan lingkungan virtual hibrida dan bagaimana hal ini memengaruhi pengalaman konflik mereka. Dengan menggunakan wawancara semi-terstruktur, studi ini menemukan tiga kelompok pekerja tim virtual hibrida yang berbeda—Social Butterflies, Efficiency Seekers, dan Flexible Adaptors—yang memprioritaskan dan memaksimalkan affordance lingkungan yang berbeda dan melaporkan pengalaman tantangan dan konflik yang berbeda berdasarkan affordance yang disukai. Studi ini berpendapat bahwa dampak pengaturan kerja hibrida dapat bervariasi untuk setiap individu, dan organisasi dapat mengadaptasi strategi mereka untuk membantu karyawan memanfaatkan affordance khusus ini guna meningkatkan pengalaman kolaborasi tim mereka dan membantu mengatasi tantangan dan konflik.